Perhiasan 2 Kg dan Uang Tunai Rp 23,7 Juta AmblasSRESEH-Aksi perampokan sadis terjadi kemarin di Jalan Raya Dusun Labang Desa Noreh, Sreseh, sekitar pukul 05.30. Korbannya H Matra’i, 53, pedagang emas di Pasar Patereman, Kecamatan Modung, Bangkalan. Pelaku menggasak sekitar 2 kilogram perhiasan emas dan uang tunai sebesar Rp 15 juta sert 3.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp 8.700.000). Jika dirupiahkan, barang dan uang milik korban yang disikat permapok totalnya sekitar Rp 400 juta. Yang sadis, perampok menebas lengan kanan korban. Akibat luka itu, korban akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan medis di Puskesmas Sreseh.Berdasarkan informasi yang dirangkum koran ini di tempat kejadian perkara (TKP), perampokan terjadi saat korban bersama istrinya Hj Maisaroh, 46, berangkat ke Pasar Patereman. Pagi itu Kornan membonceng istrinya naik sepeda motor. "Saat perampokan, korban tidak sendirian. Dia didampingi saya dan keponakannya istrinya, Mutmainnah (32 tahun), yang juga berboncengan sepeda motor," ujar ipar korban, H Syafi’i, 53.Setiba di Jalan Raya Dusun Labang, tiba-tiba empat orang yang mengendarai dua sepeda motor dari arah belakang (timur, Red) memepet sepeda motor korban. Karena terus dipepet, korban pun membanting kemudi. Akibatnya, justru korban dan istrinya jatuh tersungkur ke lajur kanan jalan atau persisnya di depan rumah Hj Latifah, di samping rumah Ketua DPD PAN Sampang H Imam Buchori.Nah, ketika Matra’i jatuh, perampok yang mengenakan jaket warna hitam dan pakai helm teropong mengeluarkan pisau panjang sejenis parang. Dia kemudian merampas tas berisi perhiasan dari korban. Tapi, korban tidak berdiam diri. Dia melawan perampok yang hendak merebut tasnya. Perampok itu pun langsung menebaskan parangnya ke lengan kanan Mtra’i. Sedangkan perampok yang lain merampas tas berisi uang tunai yang dipegang istri korban. "Setelah itu para perampok langsung tancap gas," cerita Syafii.Kendati luka cukup parah, Matra’i dan Maisaroh berusaha mengejar para perampok hingga di depan SMPN 1 Sreseh. Keduanya berlari sambil berteriak minta tolong. Syafii dan Mutmainah serta warga sekitar ikut membantu mengejar para perampok. Tapi, pelaku berhasil kabur menuju ke arah barat (Modung, Red)."Saat kami kejar, perampok mengayun-ayunkan parang ke atas sambil mengancam dan menantang warga. Tapi karena kalah cepat, kami gagal menangkap mereka," ujar Amar makruf, warga Dusun Labang yang rumahnya tidak jauh dari TKP.Setelah gagal menangkap perampok, kerabat korban bersama warga membawa korban ke Puskesmas Sreseh. Sebab, saat itu kondisi korban benar-benar kritis dan banyak kehilangan darah. Darah korban berceceran ke aspal jalan. "Sementara Buk Maisaroh, langsung saya bonceng pulang ke rumah," kata Syafii.Sesampai di Puskesmas Sreseh, petugas langsung memberikan perawatan medis. Tapi karena banyak kehilangan darah, bapak tiga anak itu akhirnya meninggal dunia. "Luka tebasan senjata tajam perampok mengenai tulang lengan kanan atas dan membuat pembuluh darah arterinya putus. Karena kehabisan darah, korban akhirnya meninggal dunia," ujar Fajar, petugas Puskesmas Sreseh, Fajar.Kabar kematian korban disambut jerit histeris kerabat dan tetangganya. Bahkan, Maisaroh tidak percaya suaminya meninggal. Dia langsung shock. Wartawan yang datang ke rumah duka di Dusun Kokap, Desa Noreh, Sreseh, tidak berhasil meminta keterangan dari Maisaroh, karena dilarang kerabat dan masih dalam suasana berkabung.Sementara untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, puluhan petugas dari Polsek Sreseh, Koramil Sreseh, dan tim gabungan dari Polres Sampang disiagakan di sekitar rumah duka. Terpisah, tim identifikasi polres di bawah pimpinan KBO I Satuan Reskrim Iptu Aries Dwiyanto dan KBO II Satuan Reskrim Ipda Aris Dwi Cai melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Hingga berita ini diturunkan, polisi belum ditangkap. Kapolres AKBP H Yudi Sumartono saat jumpa pers mengintruksikan anggotanya untuk mengungkap kasus perampokan tersebut. "Aksi perampokan ini benar-benar gila dan sadis," katanya.Untuk itu, polres membentuk unit khusus (timsus) dan menyebar anggota buser untuk memburu perampok. "Anggota sedang melakukan dan mendalami penyelidikan di lapangan," ujarnya.Mantan Kabag Ops Polwil Kediri ini menduga, aksi perampokan tersebut sudah direncanakan. Pelaku yang informasinya berjumlah empat orang, ditengara "merekam" aktifitas rutin korban. "Kami menduga kawanan perampok tersebut sudah lama mengincar dan membidik korban. Indikasinya, mereka nekat merampok di tempat umum," imbuhnya.Yudi minta masyarakat Sreseh ikut membantu tugas polisi. Kepada pelaku, dia mengimbau segera menyerahkan. "Sebab, kalau tidak segera menyerahkan diri, kami pasti akan memberikan tindakan tegas," tandasnya. (c6/mat)
Sumber : Radar Madura