Jumat, 25 April 2008

Pedagang Emas Tewas Dirampok

Perhiasan 2 Kg dan Uang Tunai Rp 23,7 Juta AmblasSRESEH-Aksi perampokan sadis terjadi kemarin di Jalan Raya Dusun Labang Desa Noreh, Sreseh, sekitar pukul 05.30. Korbannya H Matra’i, 53, pedagang emas di Pasar Patereman, Kecamatan Modung, Bangkalan. Pelaku menggasak sekitar 2 kilogram perhiasan emas dan uang tunai sebesar Rp 15 juta sert 3.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp 8.700.000). Jika dirupiahkan, barang dan uang milik korban yang disikat permapok totalnya sekitar Rp 400 juta. Yang sadis, perampok menebas lengan kanan korban. Akibat luka itu, korban akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan medis di Puskesmas Sreseh.Berdasarkan informasi yang dirangkum koran ini di tempat kejadian perkara (TKP), perampokan terjadi saat korban bersama istrinya Hj Maisaroh, 46, berangkat ke Pasar Patereman. Pagi itu Kornan membonceng istrinya naik sepeda motor. "Saat perampokan, korban tidak sendirian. Dia didampingi saya dan keponakannya istrinya, Mutmainnah (32 tahun), yang juga berboncengan sepeda motor," ujar ipar korban, H Syafi’i, 53.Setiba di Jalan Raya Dusun Labang, tiba-tiba empat orang yang mengendarai dua sepeda motor dari arah belakang (timur, Red) memepet sepeda motor korban. Karena terus dipepet, korban pun membanting kemudi. Akibatnya, justru korban dan istrinya jatuh tersungkur ke lajur kanan jalan atau persisnya di depan rumah Hj Latifah, di samping rumah Ketua DPD PAN Sampang H Imam Buchori.Nah, ketika Matra’i jatuh, perampok yang mengenakan jaket warna hitam dan pakai helm teropong mengeluarkan pisau panjang sejenis parang. Dia kemudian merampas tas berisi perhiasan dari korban. Tapi, korban tidak berdiam diri. Dia melawan perampok yang hendak merebut tasnya. Perampok itu pun langsung menebaskan parangnya ke lengan kanan Mtra’i. Sedangkan perampok yang lain merampas tas berisi uang tunai yang dipegang istri korban. "Setelah itu para perampok langsung tancap gas," cerita Syafii.Kendati luka cukup parah, Matra’i dan Maisaroh berusaha mengejar para perampok hingga di depan SMPN 1 Sreseh. Keduanya berlari sambil berteriak minta tolong. Syafii dan Mutmainah serta warga sekitar ikut membantu mengejar para perampok. Tapi, pelaku berhasil kabur menuju ke arah barat (Modung, Red)."Saat kami kejar, perampok mengayun-ayunkan parang ke atas sambil mengancam dan menantang warga. Tapi karena kalah cepat, kami gagal menangkap mereka," ujar Amar makruf, warga Dusun Labang yang rumahnya tidak jauh dari TKP.Setelah gagal menangkap perampok, kerabat korban bersama warga membawa korban ke Puskesmas Sreseh. Sebab, saat itu kondisi korban benar-benar kritis dan banyak kehilangan darah. Darah korban berceceran ke aspal jalan. "Sementara Buk Maisaroh, langsung saya bonceng pulang ke rumah," kata Syafii.Sesampai di Puskesmas Sreseh, petugas langsung memberikan perawatan medis. Tapi karena banyak kehilangan darah, bapak tiga anak itu akhirnya meninggal dunia. "Luka tebasan senjata tajam perampok mengenai tulang lengan kanan atas dan membuat pembuluh darah arterinya putus. Karena kehabisan darah, korban akhirnya meninggal dunia," ujar Fajar, petugas Puskesmas Sreseh, Fajar.Kabar kematian korban disambut jerit histeris kerabat dan tetangganya. Bahkan, Maisaroh tidak percaya suaminya meninggal. Dia langsung shock. Wartawan yang datang ke rumah duka di Dusun Kokap, Desa Noreh, Sreseh, tidak berhasil meminta keterangan dari Maisaroh, karena dilarang kerabat dan masih dalam suasana berkabung.Sementara untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, puluhan petugas dari Polsek Sreseh, Koramil Sreseh, dan tim gabungan dari Polres Sampang disiagakan di sekitar rumah duka. Terpisah, tim identifikasi polres di bawah pimpinan KBO I Satuan Reskrim Iptu Aries Dwiyanto dan KBO II Satuan Reskrim Ipda Aris Dwi Cai melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Hingga berita ini diturunkan, polisi belum ditangkap. Kapolres AKBP H Yudi Sumartono saat jumpa pers mengintruksikan anggotanya untuk mengungkap kasus perampokan tersebut. "Aksi perampokan ini benar-benar gila dan sadis," katanya.Untuk itu, polres membentuk unit khusus (timsus) dan menyebar anggota buser untuk memburu perampok. "Anggota sedang melakukan dan mendalami penyelidikan di lapangan," ujarnya.Mantan Kabag Ops Polwil Kediri ini menduga, aksi perampokan tersebut sudah direncanakan. Pelaku yang informasinya berjumlah empat orang, ditengara "merekam" aktifitas rutin korban. "Kami menduga kawanan perampok tersebut sudah lama mengincar dan membidik korban. Indikasinya, mereka nekat merampok di tempat umum," imbuhnya.Yudi minta masyarakat Sreseh ikut membantu tugas polisi. Kepada pelaku, dia mengimbau segera menyerahkan. "Sebab, kalau tidak segera menyerahkan diri, kami pasti akan memberikan tindakan tegas," tandasnya. (c6/mat)
Sumber : Radar Madura

Produksi Beras Petani Surplus

BANGKALAN-Pada musim panen tahun ini, petani di Bangkalan bisa tersenyum karena hasil panennya cukup melimpah. Persediaan beras untuk konsumsi sehari-hari dinyatakan surplus. Sehingga, terbuka peluang bagi pihak ketiga yang berniat membeli beras petani.Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan Drs H Setijabhudi NK melalui Kasubdin Tanaman Pangan A Fanani, produksi beras di Bangkalan pada musim tanam tahun ini cukup melimpah."Malah mengalami kelebihan atau surplus. Hal ini disebabkan karena kondisi cuaca selama musim tanam sangat mendukung," ujarnya.Selain itu, tanaman padi petani tidak ada yang rusak akibat hama atau terendam air dan roboh karena angin kencang. "Sekarang ini, produksi beras petani luar biasa hasilnya. Jadi, kalau mau membeli beras petani silahkan saja. Dengan catatan, jangan sampai merugikan petani," imbaunya.Dijelaskan, kebutuhan beras untuk Kota Bangkalan merupakan daerah yang produksinya surplus. Berdasakan perhitungan konsumsi per kapita, hasil panen tahun ini bisa menutupi kebutuhan 1 juta penduduk. "Kalau per orang mengkonsumsi 7 kg beras per bulan atau 100 kg per tahun, maka Bangkalan surplus produksi beras," jelasnya.Karena itu, pihaknya berharap ada pihak yang bisa menyerap beras petani dengan harga yang layak dan menguntungkan.Dikonfirmasi terpisah, Kepala Gudang Bulog Bangkalan Juliarko menjelaskan, pihaknya sudah membeli beras dari petani dengan harga sesuai instruksi presiden (Inpres). Sampai saat ini, pembelian beras dari petani sudah mencapai 3.000 ton."Untuk Bangkalan, kita targetkan 4.500 ton. Tapi, tidak menutup kemungkinan kita menambah pembelian beras petani," jelasnya. (c2/fiq)
Sumber : Radar Madura

Dana PKH Rp 4 M Tersalur

SAMPANG-Dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk keluarga miskin di Kabupaten Sampang sudah lunas tersalurkan. Dana PKH TA 2007 tersebut, dikucurkan sejak Januari hingga April 2008 dengan total dana mencapai Rp 4 miliar.Menurut Kepala Kantor Kesejahteraan Sosial (Kesos) Sampang yang juga Ketua Tim Koordinasi PKH Kabupaten Sampang Drs H Suwarno MM, sasaran penerima PKH adalah keluarga yang masuk ketegori rumah tangga miskin (RTM).Dijelaskan, PKH TA 2007 merupakan program percobaan yang khusus diberikan kepada RTM di Kecamatan Pangarengan dan Sreseh. "Jadi, wajar bila di awal penyalurannya ada beberapa kendala di lapangan," ujarnya.Suwarno mengakui, ada beberapa permasalahan dalam proses penyaluran PKH. Salah satunya, ada beberapa warga yang tidak terdata mengklaim lebih berhak menerima PKH. Padahal, dalam program ini, kewenangan Kantor Kesos Sampang hanya sebagai fasilitator saja."Kami hanya sebagai pemakai data. Sehingga, tidak mempunyai kewenangan melakukan penambahan ataupun pengurangan daftar nama RTM penerima PKH," ungkapnya.Daftar RTM yang berhak mendapat bantuan PKH digodok Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sampang. Data tersebut kemudian di kirim ke Departemen Sosial RI untuk diseleksi dan diverifikasi ulang. Setelah itu, data tersebut divalidasi ulang oleh petugas pendamping kecamatan."Karena itu, hasil data yang masuk ke Kantor Kesos Sampang adalah hasil update yang dilakukan Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPKH)," terang Suwarno.Sesuai hasil update UPKH, jumlah penerima PKH di Kecamatan Pangarengan sebanyak 1.463 RTM. Sedangkan di Kecamatan Sreseh mencapai 1.758 RTM. Mereka mendapat dana yang besarannya berbeda satu sama lain.Pemberian dana PKH memang didasarkan pada kondisi riil tentang kesehatan ibu dan jumlah anak. Dana minimal yang dikucurkan untuk RTM berkisar Rp 200 ribu pertahun. Bantuan itu bisa bertambah, bila RTM tersebut memiliki anak yang masih berusia dibawah 6 tahun."Ibu hamil atau menyusui dan memiliki anak yang masih duduk di bangku SD/MI, merupakan salah satu kriteria mendapat bantuan PKH. Sehingga, banyak RTM yang mendapat bantuan PKH sebesar Rp 800 ribu," jelasnya.Namun demikian, lanjut dia, jumlah bantuan program PKH ada batasan maksimalnya. "Maksimal setiap RTM mendapat jatah dana PKH paling banyak Rp 2.800.000 per tahun," tandas Suwarno.Proses pencairan dana PKH ini, melalui jasa wesel PT Pos Indonesia. Untuk Kecamatan Pangarengan, dicairkan melalui Kantor Pos Cabang Torjun. Sedangkan untuk Kecamatan Sreseh, dicairkan melalui Kantor Pos Cabang Modung, Bangkalan. (dwi/fiq)
Sumber : Radar Madura

Kenaikan ONH Tunggu Perpres

BANGKALAN-Meski pemerintah pusat akan menaikkan ongkos naik haji (ONH) tahun ini sebesar Rp 4,7 juta, tapi tidak berpengaruh pada minat masyarakat untuk menunaikan rukun Islam kelima tersebut.Menurut Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kandepag Bangkalan Moh. Amin Mahfud, kemungkinan besar ONH tahun 2008 ini mengalami kenaikan. Setelah mengalami kenaikan, beban ONH setiap jamaah diperkirakan sebesar Rp 32,5 juta.Kenaikan ONH tersebut, lanjut dia, disebabkan melonjaknya harga minyak dunia. Terutama, bahan bakar pesawat atau avtur. "Kenaikan ONH ini, sangat erat kaitannya dengan melonjaknya harga avtur pesawat. Kalau jamaah haji Indonesia, kan pasti naik pesawat mas," terangnya.Dijelaskan, kenaikan ONH ini juga akan berimplikasi pada jasa pelayanan oleh pihak penyelenggara. "Kalau ONH benar-benar naik, kami akan meningkatkan pelayanan selama jamaah berada di dalam negeri maupun Mekkah."Kami masih belum tahu kapan ONH dinaikkan. Sebaiknya, calon jamaah haji harus bersiap-siap. Sebab, kenaikan itu tinggal menunggu peraturan presiden (perpres)," tandas Amin.Kendati ONH naik, animo masyarakat Jatim yang ingin menunaikan ibadah haji sangat tinggi. Jatah kuota Jatim sebanyak 33.581 orang pada tahun 2008 sudah terisi semua. "Kami tidak bisa menyebutkan jumlah kuota untuk Bangkalan. Sebab, tidak ada pembagian per kabupaten. Tapi, sampai saat ini calon jamaah haji Bangkalan sudah mencapai 924 orang," ungkapnya.Dijelaskan, sampai tahun 2011, sudah ada 18.000 calon jamaah haji di Jatim yang sudah mendaftarkan diri. Sehingga, mereka yang masuk daftar tunggu atau waiting list untuk pemberangkatan haji hingga 3 tahun mendatang mencapai 85.162 orang."Jumlah jamaah haji Bangkalan memang turun, jika dibanding tahun lalu. Tapi, yang mendaftar cukup banyak," jelasnya.Calon-calon haji yang akan berangkat tahun ini, sudah mulai disosialisakan dan diumumkan kepada masyarakat. Tentang keberangkatannya, harus menunggu kur’ah atau undian kloter keberangkatan. (c2/fiq)

FMU Protes Pernyataan Watimpres

Dukung Bakor Pakem Larang Gerakan dan Aliran AhmadiyahPAMEKASAN-Ulama Madura mendukung rekomendasi Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan (Bakor Pakem) yang melarang gerakan dan aliran Ahmadiyah di Indonesia. Ulama yang tergabung dalam Forum Musyawarah Ulama (FMU) Madura juga menyayangkan pernyataan Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) yang akan mencegah keluarnya surat keputusan bersama pembekuan kegiatan Ahmadiyah. Surat pernyataan FMU yang mendukung rekomendasi Bakor Pakem kemarin dibacakan oleh KH Mundzir Khalil dan KH Fudloli Ruham di sekretariat FMU di Jalan Kabupaten. Namun, rapat koordinasi FMU yang menghasilkan dukungan pada Bakor Pakem sebenarnya telah digelar pada Minggu (20/4) lalu di Ponpes Roudlatul Muta’allimin Al Aziziyyah II Sebaneh, Bancaran, Bangkalan. "Ahmadiyah adalah gerakan kafir, murtad dan keluar dari Islam," kata Mundzir.Pengasuh Ponpes As Syahidul Kabir Sumber Batu Pamekasan ini menjelaskan, FMU sengaja bertemu di Bangkalan untuk membahas Ahmadiyah. Sebab, pascakeluarnya rekomendasi Bakor Pakem, gerakan dan aliran Ahmadiyah justru menjadi pro dan kontra di masyarakat. "Apalagi, setelah salah seorang anggota Watimpres (Adnan Buyung Nasution, Red.) menyatakan akan melobi Presiden untuk mencegah keluarnya surat keputusan bersama (SKB) pembekuan Ahmadiyah," katanya.Pernyataan anggota Watimpres itu akhirnya menimbulkan polemik tersendiri. Pelarangan Ahmadiyah dianggap melanggar konstitusi, mengebiri kebebasan beragama dan menabrak HAM. Padahal, Ahmadiyah sudah dinyatakan oleh MUI melalui fatwanya sebagai aliran sesat dan keluar dari ajaran Islam. "FMU terketuk untuk meluruskan kembali. Rekomendasi Bakor Pakem adalah langkah maju untuk meluruskan sesuatu yang harus diluruskan. Ahmadiyah tidak boleh hidup dan berkembang di Indonesia," kata Mundzir.KH Fudloli Ruham yang kemarin juga didapuk sebagai juru bicara menambahkan, rekomendasi Bakor Pakem sebenarnya terlambat. Pasalnya, sejak puluhan tahun lalu sejumlah negara sudah menyatakan Ahmadiyah sebagai gerakan terlarang. "Malaysia melarang Ahmadiyah sejak 1975. Saudi Arabiah sejak 1981. Bahkan, Pakistan yang merupakan negara cikal bakal Ahmadiyah juga melarangnya sejak 1981. Indonesia sudah terlambat. Tapi, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," kata Pengasuh Ponpes Al Fudlola’ Pamekasan ini.Kemudian, Mundzir membacakan secara lengkap lima poin pernyataan FMU. Pertama, Ahmadiyah tidak termasuk aliran dalam Islam. Tapi, kelompok tersendiri yang menggunakan kedok Islam. Sehingga, sesuai dengan undang-undang yang berlaku sudah tidak ada tempat bagi Ahmadiyah di Indonesia. Kedua, mendesak pemerintah melarang gerakan dan aliran Ahmadiyah dengan menerbitkan SKB.Ketiga, mendesak pemerintah agar menegaskan rekomendasi Bakor Pakem sama sekali tidak melanggar konstitusi dan HAM. Keempat, mendukung sepenuhnya rekomendasi Bakor Pakem yang melarang Ahmadiyah. Kelima, menyesalkan munculnya tanggapan negatif dan kecaman terhadap rekomendasi Bakor Pakem dan usaha-usaha untuk menggagalkan terbitnya SKB. "Rekomendasi Bakor Pakem itu sudah benar," kata Fudloli.Dalam surat pernyataan yang diterima koran ini terdapat 24 ulama yang menandatangani dukungan terhadap rekomendasi Bakor Pakem dan terbitnya SKB. Para ulama tersebut adalah pengasuh pondok pesantren se Madura, mulai dari Bangkalan; Sampang; Pamekasan; dan Sumenep. "Sebenarnya, ulama yang hadir dalam pembahasan tentang Ahmadiyah ini lebih dari itu (24). Tapi, kita sepakat yang menandatangani surat pernyataan FMU adalah kiai-kiai sepuh. Surat pernyataan ini akan kita kirimkan pada Presiden," tandas Mundzir. (yat/ed)
Sumber : Radar Madura

Perompak Mesin Perahu Didor

BANGKALAN-Polres berhasil menciduk dua dari empat komplotan perompak mesin perahu nelayan Kampung Bandaran, Kelurahan Pejagan, Bangkalan. Keduanya diciduk di kampung halamanya di Pulau Gili Raja, Sumenep, kemarin malam (23/4) setelah dilumpuhkan dengan timah panas.Perompakan yang menimpa nelayan bandaran terjadi pada 16- April lalu. Empat pelaku masuk daftar pencarian orang (DPO) Polres Bangkalan. Dua tersangka sudah ditangkap itu adalah Usmanto, 27; dan Suladin, 37, warga Desa Lembung, Kecamatan Gili Genting, Sumenep.Polisi menyita sejumlah barang bukti (BB). Antara lain, 1 buah mesin perahu merk Yanmar dan 1 mesin merk Tianli, 1 paket kipas penggerak perahu, dan 8 kunci pas.Dua tersangka dijerat pasal 363 tentang pencurian. Ancaman hukumannya masimal tujuh tahun penjara. Sedangkan dua perompak lainnya, Rasumo, 35, dan Miski, 40, masih diburu polisi.Versi polisi, Usmanto dan Suladin yang ditangkap terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas, karena saat didatangi rumahnya mencoba melarikan diri. Kapolres Bangkalan AKBP Aries Purnomo melalui Kasat Reskrim AKP Sutowo kemarin siang menjelaskan, penyergapan dilakukan sekitar pukul 22.30. Itu setelah selama dua minggu polisi mengumpulkan informasi tentang keberadaan tersangka. "Sementara barang buktinya dua unit mesin perahu. Sedangkan yang dicuri delapan mesin perahu," katanya.Diungkapkan, saat pemeriksaan keduanya mengaku mencuri delapan mesin perahu. Mereka beraksi bersama dua temannya lagi yang sekarang menjadi DPO, dengan menggunakan perahu pinjaman. "Setelah kami mendapatkan delapan mesin (perahu), kami berempat langsung kembali ke Gili (Gili Raja, Red)," kata Usmanto yang mengaku baru satu kali menjarah mesin perahu. Menurut Sutowo, kasus tersebut masih dalam pengmbangan. "Kita akan menguak sepak terjang pelaku penjarah mesin perahu lainnya," terangnya.Untuk diketahui, pada 16 April 2008 lalu delapan nelayan Kampung Bandaran, Kelurahan Pajagan, Kota Bangkalan, kehilangan mesin perahunya. Itu setelah kawanan perompak mengambil mesin di perhu yang ditamatkan di pantai Bandaran. Kerugian diprediksi mencapai Rp 30 juta. (c1/mat)
Sumber : Radar Madura

Perkosa Calon Pengantin, Ditangkap

Mempelai Pria Batalkan Pernikahan PAMEKASAN-Rencana Sukkur, 55, asal Jalan Panglegur menikahkan anaknya, Luna (bukan nama sebenarnya), 14, pada Selasa (22/4) lalu, terpaksa dibatalkan. Sebab, dua hari sebelum pernikahan digelar (20/4), Luna diduga dibawa kabur pria lain, Fery Suandi, 27, asal Jalan Pintu Gerbang.Tentu saja kabar tersebut mengagetkan mempelai pria, sebut saja Firman, tinggal di Jalan Asta. Karena itulah, Firman langsung membatalkan rencana pernikahannya dengan Luna, meski persiapan pernikahan sudah hampir 100 persen.Karena dibatalkan keluarga Firman, keluarga besar Luna harus mengembalikan semua seserahan. Termasuk, biaya akat nikah dan biaya resepsi pernikahan yang diperkirakan mendekati Rp 5 juta. Kasus ini dilaporkan keluarga besar Luna ke Polsek Tlanakan. Setelah menerima laporan, petugas polsek langsung melakukan penyelidikan yang berujung penangkapan dan penahanan Fery Suandi. Sejak Rabu (23/4) lalu, pria yang sudah punya anak-istri itu dijebloskan ke sel tahanan Mapolres Pamekasan.Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, Luna kabur sejak Minggu (20/4) lalu. Kaburnya Luna diawali dari pertemuan dengan Fery Sabtu (19/4) malam. Saat itu, Luna dan Fery berkenalan di salah satu tempat perbelanjaan di Kota Pamekasan.Pada malam perkenalan itu keduanya langsung bertukar nomor handphone. Meski baru berkenalan, keduanya langsung akrab. Maklum, sebenarnya Luna sudah pernah dikenalkan pacarnya yang tak lain teman Fery. Namun, keduanya berkenalan lagi karena sudah lama tidak bertemu.Keesokan harinya (20/4), Fery mengirim pesan singkat (SMS). Intinya, mengajak Luna bertemu di terminal Ceguk. Entah kenapa setelah mendapat SMS itu Luna menurut saja. Sekitar pukul 08.00 Luna pergi ke terminal Ceguk.Disana, sudah menunggu Fery dengan sepeda motornya. Pada pertemuan itulah Fery mengajak Luna jalan-jalan ke Sampang. Menggunakan bus, keduanya tiba di Sampang sekitar pukul 08.45. Fery langsung pergi ke rumah temannya untuk meminjam sepeda motor.Setelah membawa sepeda motor, keduanya jalan-jalan ke gua lebar. Menjelang siang, Fery pamit kepada Luna untuk pulang ke Pamekasan. Luna dititipkan kepada seseorang di gua lebar. Namun, menjelang maghrib Fery datang kembali menemui Luna.Kemudian, keduanya berangkat ke Surabaya menggunakan sepeda motor. Nah, sesampainya di Surabaya inilah keduanya diduga masuk kamar hotel. Saat itulah, Luna diduga diperkosa oleh Fery. Itu ditandai dengan banyaknya luka di beberapa tubuh Luna yang diduga akibat memberontak pada Fery.Di Surabaya, keduanya tinggal selama dua hari, tepatnya hingga Selasa (22/4) atau bertepatan dengan hari pernikahan Luna dengan Firman. Lalu, keduanya pulang ke Madura melalui jalur utara. Namun, sesampainya di Kecamatan Pasean, Fery tidak membelokkan ke arah Pamekasan. Melainkan, menuju ke arah Sumenep.Setelah di Sumenep, keduanya sepakat pulang ke Pamekasan. Karena khawatir dan takut kepada keluarga, Fery berniat membawa Luna ke rumah temannya di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan. Disinilah awal petaka bagi Fery. Sebab, rumah temannya itu ternyata dekat dengan rumah kerabat Luna. Namun, Luna sendiri tidak tahu soal rumah koleganya itu. Saat tiba di rumah temannya, kerabat yang mengetahui kehadiran Luna dan Fery langsung melapor kepada keluarga Luna di Jalan Panglegur.Mendapat laporan itu keluarga Luna langsung menuju Blumbungan. Selain mengajak beberapa anggota keluarga, juga mengajak anggota Polsek Tlanakan. Sesampainya di Desa Blumbungan itulah Fery langsung ditangkap dengan tuduhan membawa anak dibawah umur tanpa ijin.Kapolres Pamekasan AKBP Tomsi Tohir melalui Kapolsek Tlanakan AKP Soekarnain membenarkan kasus yang menimpa Fery. Menurut Soekarnain, pihaknya telah melakukan penyidikan atas kasus tersebut. "Kami sudah periksa beberapa saksi yang diduga mengetahui kasus ini," ujarnya didampingi Kanit Reskrim Ipda Syafiudin kemarin.Atas perbuatannya, Fery akan dijerat dengan pasal tentang membawa kabur anak dibawah umur, perkosaan dan perbuatan cabul. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Fery resmi ditahan di mapolres. (zid)
Sumber : Radar Madura

Sura Madu Menunggu Bentang Tengah

BANGKALAN-Banyak berharap pembangunan jembatan Suramadu cepat selesai. Hal ini mungkin klop dengan prediksi, Suramadu bisa selesai sebelum April 2009. Meski sebenarnya prediksi ini meleset dari target awal, Suramadu selesai pada 2008.Kepala Besar Balai Pelaksanaan Jalan Nasional V Yusid Toyib mengatakan, penggarapan bentang tengah yang menggabungkan sisi Madura dan sisi Surabaya diperkirakan selesai sebelum April 2009. "Causeway sisi Surabaya yang terdiri dari 36 girder sudah selesai. Begitu juga pemasangan 45 girder di sisi Madura selesai 6 April (2008) lalu," tuturnya.Kini, katanya, tiang pancang untuk bentang tengah sedang dalam penggarapan. Tiang pancang di sisi Madura (utara) sudah masuk tahap akhir. "Sedangkan tiang pancang sebelah selatan sudah selesai, tinggal tunggu pemasangan causeway penyambung dari sisi Surabaya," terang Yusid kepada koran ini saat meninjau Suramadu sisi Surabaya Selasa (22/4).Dia menjelaskan, pengecoran tiang pancang tengah tiap harinya hanya mampu mengecor setinggi 8 cm. Bangunan yang dibuat tinggi 143 dari permukaan laut. Sedangkan kedalamannya 106 meter dari dasar laut."Proses pengecoran (tiang pancang) tidak bisa dilakukan siang hari, karena akan berpengaruh terhadap kualitas beton. Jadi pengecoran harus malam hari," terang Yusid. (c1/mat)
Sumber : Radar Madura

Minggu, 06 April 2008

Pemerintah Pusat Harus Dukung Lapter Trunojoyo

Hal paling utama dalam realisasi Lapter Trunojoyo adalah political will penerintah. baik pemerintah daerah sumenep terlebih pemerintah Pusat dalam hal ini Dephub.
Hal itu ditegaskan H. Saifullah mantan anggota DPRD Sumenep. Menurutnya sejumlah kelayakan yang dikemukakan Dephub adalah soal teknis. "Jadi alasan teknis kok dipersoalkan. Yang utama adalah kemauan pemerintah (Jakarta) dalam hal ini Dephub, mau tidak untuk meng-aktifkan Lapter Trunojoyo? Kalau Teknis itu bisa terjadi dengan anggaran. Dan anggaran itu ada ketika ada dukungan Pemerintah Pusat,"kata H. Saifullah kepada Majalah Bisnis Madura.
Dikatakan, masyarakat Madura khususnya sumenep harus terus mendukung secara politik agar pemerintah pusat merealisaiskan lapter Trunojoyo.
"Saya yakin masyarakat sumenep sangat mendukung jika Lapter diaktifkan. MObilitas masyarakat Sumenep dan madura umumnya sangat tinggi, sehingga Lapter akan medukung kemajuan Madura," kata H. Saifullah.
Seperti diketahui, rombongan Direktorat Jendral (Dirjen) Udara Departemen Perhubungan (Dephub) Jakarta kemarin inspeksi mendadak (sidak) ke Lapangan Terbang (Lapter) Trunojoyo. Mereka meninjau kelayakan dan kesiapan lapter yang dijadwalkan operasi akhir 2008 mendatang tersebut. Kesimpulan sementara, nasib lapter masih menggantung. Sebab, ada beberapa persyaratan yang belum tersedia di lapter di ujung timur Madura itu. Untuk diketahui, rencana operasionalisasi Lapter Trunojoyo mencuat sejak 2006 lalu. Saat itu, setelah dikaji cukup lama Pemkab Sumenep sepakat memfungsikan kembali lapter tersebut. Untuk itu, pada 2006-2008 pemkab telah mengeluarkan kocek kurang lebih Rp 2 miliar. Hanya, dana ini tak cukup banyak untuk pemenuhan fasilitas bandara senilai Rp 12 miliar. Itu sebabnya pemkab masih mengupayakan dana pendamping dari APBD Jatim dan APBN. Rombongan Dirjen Dephub kemarin mengecek langsung Lapter Trunojoyo. Hasil sidak, lapter masih banyak kekurangan untuk layak beroperasi. Misalnya, lapter harus dipenuhi penangggulangan kecelakaan penerbangan, pemadam kebakaran, dan pemanjangan runway. Selain itu, sarana parkir, pagar pembatas, dan pembangunan jalan harus disiapkan sebelum benar-benar beroperasi. Kepada koran ini, kepala rombongan dari Dirjen Dephub, Cecep Kurniawan, mengatakan, Lapter Trunojoyo layak difungsikan. Tapi, pemkab harus melengkapi sarana dan prasarana layaknya lapter. Diantaranya, pagar pembatas dan alat lainnya yang umum tersedia di bandara. Lapter, tambahnya, harus menyediakan apron yang memadai. Selain itu, runway masih perlu dipanjangkan dari yang sudah ada. Rentang waktu antara April-Desember, jika pemenuhan fasilitas berjalan lancar, dia optimistis sebelum 2009 lapter bisa dimanfaatkan. Itu pun, kata dia, masih harus mengantongi izin dan kesanggupan maskapai untuk landing dan take off dari Lapter Trunojoyo. "Sumenep kami kira siap. Tinggal pemenuhan fasilitas kok," ujarnya saat meninjau lapter kemarin.Dikonfirmasi di tempat yang sama, Kepala Dishub Sumenep Aminullah melalui Kasi Angkutan Mohammad Tayib optimistis lapter bisa beroperasi. Hanya, katanya, optimisme itu harus didukung banyak hal. Misalnya, keberpihakan anggaran. Sebab, pemenuhan fasilitas yang diperlukan layaknya bandara butuh dana sedikitnya Rp 12 miliar. Menurut dia, dana APBD Sumenep terbatas. Kemungkinan mengalokasikan anggaran tidak lebih dari Rp 5 miliar. Karena itu, kekurangan Rp 7 miliar harus dicarikan dana pendamping. "Memang berat. Tapi kita kan perlu usaha," tuturnya.Anggota Komisi C DPRD Sumenep, Hamid Ali Munir, menilai dishub sudah melangkah maju. Indikasinya, kata dia, rombongan dari Dirjen Udara Dephub meninjau langsung Lapter Trunojoyo. Keseriusan itu, harus mendapat atensi dari eksekutif. Sebab, terputusnya perhatian akan berdampak lambannya pengoperasian lapter. Soal kekurangan fasilitas dan dana menjelang rampungnya lapter, menurut dia, dapat dicarikan solusi bersama. Baik melalui penyisaan dana APBD, dicarikan di APBD Jatim maupun APBN. "Kami hanya ingin lapter tidak terhenti di tengah jalan," katanya. (Saiful Anam/abe/mat)